Kamis, 26 Desember 2013

PENELITIAN PENDIDIKAN




Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yaitu kata metode dan kata penelitian. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya. Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, interaktif maupun non interaktif.

Dari pengertian di atas kita dapat mengetahui bahwa metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Secara lebih luas lagi Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.


PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN R & D



Menurut Buku Metode Penelitian Pendidikan karangan Prof. Dr. Sugiyonolangkah-langkah penelitian dan pengembangan dijelaskan sebagai berikut :
1.      Potensi dan masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didaya gunakan akan memiliki nilai tambah.Sedangkan masalah dapat dijadikan potensi apabila kita dapat mendayagunakannya.
2.      Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara factual, dan up to dateselanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
3.      Desain produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan bermacam-macam.Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia adalah produk yang berkualitas, ergonomis, dan bermanfaatganda.
4.      Validasi desain
Merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal inimetode mengajar baru secara rasional akan lebih efektiv dari yang lama atau tidak.Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional,belum fakta lapangan.
5.      Perbaikan desainYang
Bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk yang lebih bagus.
6.      Uji coba produk
Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru langsungdiuji coba, setelah divalidasi dan direvisi
7. Revisi produk Pengujian efektifitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas tersebutmenunjukkan bahwa metode mangajar baru lebih efektif dari pada metode lama.
8.      Uji coba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yabg tidak terlalu penting selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru diterapkan dalamlingkup lembaga pendidikan yang luas.
9.      Revisi produk
Dilakukan apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan terdapat kekurangandan kelemahan. Dalam uji pemakaian sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah metode mengajar.
10.  Pembuatan produk masalBila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian maka meode mengajar baru tersebut dapat diterapkandalam setiap lembaga pendidikan


Rabu, 25 Desember 2013

TEKNIK ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF



Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah di lapangan.
1.      Analisis Sebelum di Lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setekah peneliti masuk dan selama di lapangan. Jadi ibarat seseorang ingin mencari pohon jati di suatu hutan. Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim maka dapat diduga bahwa hutan tersebut ada pohon jatinya. Oleh karena itu peneliti dalam membuat proposal penelitian, fokusnya adalah ingin menemukan pohon jati pada hutan tersebut, berikut karakteristiknya.
Setelah peneliti masuk ke hutan beberapa lama, ternyata hutan tersebut tidak ada pohon jatinya. Kalau peneliti kuantitatif tentu akan membatalkan penelitiannya. Tetapi kalau peneliti kualitatif tidak, karena fokus penelitian bersifat sementara dan akan berkembang setelah di lapangan. Bagi peneliti kualitatif, kalau fokus penelitian yang dirumuskan pada proposal tidak ada di lapangan, maka peneliti akan merubah fokusnya, tidak lagi mencari kayu jati lagi di hutan, tetapi akan berubah dan mungkin setelah masuk hutan tidak lagi tertarik pada kayu jati lagi, tetapi beralih ke pohon-pohon yang lain, bahkan juga mengamati binantang yang ada di hutan tersebut.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yeng memenuhi standar data yang ditetapkan. Bermacam-macam teknik pengumpulan data, diantaranya adalah sebagau berikut
   A.     Pengumpulan Data dengan Observasi
Terdapat bermacam-macam observasi, yaitu:
1.      Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleeh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Observasi ini dibagi lagi menjadi empat, diantaranya:
a.       Partisipasi aktif: Dalam hal ini peneliti dating di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
b.      Partisipasi moderat: Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan tetapi tidak semuanya.
c.       Partisipasi aktif: Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber tetapi belum sepenuhnya lengkap.
d.      Partisipasi lengkap: Peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data.
2.      Observasi Terus Terang atau Tersamar
Peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui semua kegiatan dari peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak harus terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.
3.      Observasi Tak Berstruktur
Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak berstruktur karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan pedoman observasi. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
Objek yang diteliti menurut Spradley terdiri atas tiga komponen yaitu
1.      Place, tempat dimana interaksi dalam situasi social sedang berlangsung.
2.      Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu misalnya guru, kepala sekolah, pengawas.
3.      Activity, kegiatan yang dilakukan oleh actor dalam situasi yang sedang berlangsung seperti kegiatan belajar mengajar.
Tahapan observasi menurut Spradley terdapat tiga, yaitu:
1.      Observasi deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi social tertentu sebagai objek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan penjelajah umum, an menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasakan.
2.      Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu pada suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus.
3.      Observasi terseleksi
Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci. Dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus, kontraskontras atau perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain. Pada tahap ini diharapkan peneliti telah dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau hipotesis.
   B.     Pengumpulan Data dengan Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Macam-macam wancara diantaranya adalah:
1.      Wawancara terstrukutur
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan.
2.      Wawancara semiterstruktur
Jenis wawancara ini sudah termsuk dalam kategori in depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstrktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan informan.
3.      Wawancara tak berstruktur
Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Langkah-langkah wawancara, diantaranya adalah:
1.      Menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan
2.      Menyiapakan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3.      Mengawali atau membuka alur wawancara
4.      Melangsungkan wawancara
5.      Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6.      Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
   C.     Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat dan autobiografi.
   D.     Triangulasi
Triangulasi sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.


Gambar. Triangulasi “teknik” pengumpulan data (bermacam-macam cara pada sumber yang sama)


Gambar. Triangulasi “sumber” pengumpulan data. (satu teknik pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data A, B, C)





sumber: Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta 

INSTRUMEN DALAM PENELITIAN KUALITATIF



Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
Menurut Nasution (1988) peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
   1.      Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
    2.      Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
   3.      Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.
    4.      Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kkita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
   5.      Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannnya, melahirhirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.
   6.      Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.
   7.      Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitaif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan.

     sumber: Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta


POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN KUALITATIF


A.     Populasi dan Sampel
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi social tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi social yang memiliki kesamaan dengan situasi social pada kasus yang dipelajari. Sampel di dalam penelitian kualitatif tidak dinamakan responden tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik melainkan sampel teoritis karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Sampel dalam penelitian kualitatif juga dapat disebut sampel konstruktif karena dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula masih belum jelas.
Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi social tertentu yang dapat berupa lembaga pendidikan tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi social trsebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Hasil penelitian tidak akan digeneralisasikan ke populasi karena, pengambilan sampel tidak diambil secara random

MASALAH, FOKUS, JUDUL DAN TEORI PADA PENELITIAN KUALITATIF


   A.     Masalah dalam Penelitian Kualitatif
Masalah dalam penelitian kualitatif bersifat kualitatif masih bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang atau  berganti setelah peneliti berada di lapangan. Dalam penelitian, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah” yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul laporan penelitian sama. Yang kedua, masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang telah disiapkan. Dengan demikian terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup disempurnakan. Yang ketiga, masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga harus ganti masalah. Dengan demikian judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya diganti. Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.